Kontroversi Pada Fungsi Perencanaan Manajerial

 


Suatu perusahaan perlu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuannya. Manajemen merupakan seni dalam melakukan proses perencanaan, peorganisasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan untuk mecapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber daya yang ada. Aktivitas manajemen dibutuhkan mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan, pengawasan hingga pengendalian sumber daya keuangan, informasi, fisik dan manusia. fungsi pertama dalam fungsi maanajemen adalah melakukan perencanaan. Perencanaan memungkinkan terdefinisinya tujuan, target, serta sasaran yang jelas, menyelaraskan visi dan misi, menentukan alternatif serta cara terbaik untuk mencapai tujuan (menetapkan strategi) ,  penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan, dan menjadi standar tolak ukur dalam kegiatan evaluasi.  Proses perencanaan yang baik sangat diperlukan, planning merupakan langkah awal yang dapat mempengaruhi aktivitas kedepannya. Perencanaan sangat membantu dalam pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan karena perencanaan memudahkan proses pengawasan, menjadi acuan dan panduan dasar jalannya kegiatan, menghindari kesalahan yang mungkin terjadi, dan jalannya tugas dan kegiatan akan lebih terorganisir. Tanpa perencanaan yang matang, fungsi-fungsi manajemen lain tidak akan bisa berjalan dengan optimal. Dalam proses perencanaan, manajemen ditantang dalam kemampuannya menyelesaikan masalah (problem solving) dan mengambil keputusan (decision making). Maka dari itu, perencanaan harus dibuat secara sistematis untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Selain itu, perencanaan dapat meminimalkan risiko dan ketidakpastian yang kerap kali dapat merugikan perusahaan di masa depan, serta meningkatkan probabilitas keberhasilan.

Proses perencanaan pada perusahaan pada umumnya melibatkan banyak pihak. Pihak yang terkait masing-masing tentunya memiliki karakterikstik, kepribadian, sudut pandang dan kepentingan yang berbeda dan berlawanan. Perbedaan inilah yang terkadang dapat menimbulkan kontroversi seperti perbedatan, konflik, hingga perselisihan antar pihak yang terkait. Padalah menurut saya, untuk mencapai output perencanaan yang baik dan optimal, diperlukan komunikasi yang baik, kerjasama dan koordinasi antar pihak terkait sehingga dapat menciptakan kesepakatan serta komitmen semua pihak. Dengan begitu perusahaan secara simultan dapat mencapai tujuannya lebih optimal melalui strategi yang telah ditetapkan pada proses perencanaan. Kontroversi tidak hanya berasal dari subjek/pihak yang terlibat dalam kegiatan perencanaan, namun output perencanaan berupa rencana/strategi untuk mencapai tujuan juga dapat menimbulkan kontroversi. Maksud saya adalah ketika kegiatan perencanaan dilakukan dengan keterbatasan informasi penunjang, kurang persiapan, riset yang tidak menyeluruh, pertimbangan yang kurang matang, serta ketidakmampuan menganalisis/mengantisipasi risiko/ketidakpastian dimasa depan, maka output perencanaan dapat menimbulkan kontroversi hingga kerugian bagi pihak yang terlibat. Ambisi dan ego stakeholder dalam mengelola perusahaan, terkadang memudarkan unsur objektivitas dalam menjalankan fungsi perencanaan manajemen sehingga memicu kontroversi.

Contoh bentuk kontroversi dari kegiatan perencanaan adalah ketika pemerintah daerah beserta jajarannya dalam rapat tahunan, mereka melakukan perencanan berbagai proyek dan program untuk tujuan pembangunan daerah. Pemda dalam prosesnya menetapkan berbagai alternatif strategi proyek untuk mencapai tujuannya. Namun, sejumlah proyek infrastruktur terancam mubazir, tidak tepat sasaran, melebihi estimasi waktu, tidak tepat guna, serta hanya menghabiskan anggaran karena kurangnya perhitungan, riset yang tidak menyeluruh, dan tidak adanya mitigasi risiko/rencana cadangan dalam perencanaan. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terancam mubazir, salah satunya karena jarak Jakarta-Bandung yang relatif dekat dan bisa ditempuh dengan berbagai macam moda transportasi. Selain sudah ada jalan tol yang membentang dari Jakarta-Bandung, terdapat juga jalur kereta api pada rute tersebut. Tiket yang kemungkinan akan sangat mahal juga bisa membuat Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepi penumpang. Ini merupakan salah satu contoh kontroversi dari perencanaan yang kurang efektif.

Referensi:

Buku Materi Pokok Manajemen EKMA4116 Modul 3

Katadata.co.id

https://www.info.populix.co/post/fungsi-manajemen

https://www.dosenpendidikan.co.id/kontroversi-adalah/

Komentar