Kepemimpinan Transformasional



Pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegagalan organisasi dalam menghadapi tantangan yang muncul. Keberadaan pemimpin diperlukan untuk membantu organisasi menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan organisasi. Pemimpin dalam proses kepemimpinannya mampu mengubah arah perkembangannya oraganisasi. Dengan kata lain pimpinan adalah seorang agen perubahan. Hal itu menjadikan pemimpin memegang peranan kunci dalam memformulasikan dan mengimplementasi kan strategi perubahan organisasi sehingga peranannya akan mempengaruhi keberhasilan perubahan organisasi. Gaya kepemimpinan seorang pimpinan dapat menentukan budaya organsiasi dan kinerja organisai yang menunjang peruabahan organisasi. Salah satu gaya kepemimpinan ialah kepemimpinan transformasional.

A.    Kepemimpinan Transformasional

Secara umum, model kepemimpinan transformasional berorientasi pada perubahan, yaitu dengan mengidentifikasi perubahan yang ada, menyusun visi sebagai pembuka jalan, dan menjalankan rencana perubahan tersebut. Kepemimpinan transformasional adalah seseorang yang memiliki kharisma yang mampu melakukan stimulasi intelektual para bawahannya sehingga bawahan mampu menggunakan cara baru dalam menghadapi masalah-masalah organisasi. Kepemimpinan transformasional atau transformational leadership adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, menyusun visi yang akan membuka jalan bagi perubahan yang dibuat dan melaksanakan rencana yang diperlukan agar perubahan tersebut terjadi. Gaya kepemimpinan ini menurut saya sangat tepat digunakan di lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Model kepemimpinan ini merubah dan mentranfromasi nilai-nilai ke dalam kerja tim. Kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. kepemimpinan transformasional ditandai dengan pemberian dorongan atau motivasi kepada karyawan agar mereka secara mandiri dapat memecahkan masalah dengan kreatif, mampu berinovasi, serta mempunyai pandangan yang visioner. Hal ini dibarengi dengan memfasilitasi karyawan agar mempunyai ruang yang lebih luas untuk mengasah skill yang diperlukan. Seorang pemimpin transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional bisa melakukan perubahan-perubahan organisasi yang dianggap perlu. Karisma yang dimiliki seorang pemimpin bisa digunakan untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan. Stimulasi intelektual memberi dorongan karyawan untuk solusi dan inovasi baru serta menciptakan pemberdayaan karyawan. Sementara itu hubungan personal antara pemimpin dan para pengikutnya menjadi faktor penting yang bisa memotivasi karyawan. Dari penjelasan ini bisa dikatakan bahwa prilaku kepemimpinan transformasional memungkinkan seorang pemimpin untuk melakukan adaptasi eksternal.

Tahapan Kepemimpinan Transformasional

Menurut Tichy & Devanna (1990) ada tiga tahapan yang secara berurutan seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin transformasional, yaitu:

1. Mengakui Kebutuhan Perubahan

Perubahan merupakan unsur penting bagi kegiatan bisnis maupun strategi organisasi karena perubahan diyakini mampu membebaskan organisasi dari kegersangan dan kejenuhan strategi. Oleh karena itu perubahan demi perubahan terus dilakukan. Pimpinan perubahan harus menjadikan perubahan sebagai sebuah kebutuhan bukan hanya bagi dirinya tetapi kebutuhan secara keseluruhan termasuk karyawan jika ingin disebut sebagai pemimpin transformasional. Tugas pimpinan adalah meyakinkan mereka akan perlunya perubahan. Tantangan yang dihadapi oleh pemimpin perubahan adalah bagaimana menyelaraskan organisasi dengan perubahan lingkungan. Untuk itu pemimpin perubahan harus memiliki cara pandang baru yakni paradigma, asumsi dan nilai-nilai baru agar mampu melihat perusahaan yang dipimpinnya dengan kacamata berbeda sehingga perusahaan bisa keluar dari rutinitas, bukan sekedar menyelesaikan persoalan yang ada tetapi mampu melakukan transformasi ke depan. Di sini tampak bawa pemimpin perubahan merupakan aktor kunci yang menentukan kebutuhan perubahan dan sejauh mana perubahan perlu dilakukan. Sebagai aktor kunci dengan demikian pemimpin perubahan harus memberikan gambaran yang jelas kepada pihak pihak terkait tentang tindakan-tindakan sulit yang harus dilakukan dalam mengimplementasikan perubahan dan mengapa tindakan tersebut perlu dilakukan. Pimpinan perubahan juga dituntut untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan akibat perubahan strategik. Mereka juga harus bertanggung jawab untuk merencanakan dan membuat rencana tersebut bisa berjalan dengan baik. Dari penjelasan di atas, secara umum bisa dikatakan bahwa elemen elemen kunci pada tahapan ini adalah sebagai berikut: Mengakui bahwa perubahan itu memang sangat diperlukan, Keputusan untuk melakukan tindakan, Menemukan cara yang tepat untuk menganalisis situasi berjalan, Memindai kondisi lingkungan organisasi, Mencari ide-ide baru untuk semua hal yang menjadi titik perhatian, Mengidentifikasikan bagaimana dampak perubahan terhadap pemangku kepentingan (stakeholder) yang berbeda kepentingan, Membangun informasi untuk memperjelas situasi berjalan dan situasi yang akan datang.

 2. Menciptakan Visi Baru

Perubahan transformasional akan berhasil dengan baik jika pemimpin perubahan mampu membuat karyawan tidak puas dengan kondisi berjalan (status quo) dan mengeluarkan mereka dari zona kenyamanan (comfort zone). Selain itu, pimpinan perubahan harus bisa menunjukkan kepada karyawan dan semua pihak terkait apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Artinya, pimpinan perubahan harus mampu menunjukkan visi baru. Dengan visi baru berarti apa yang ingin dicapai perusahaan bukan hanya capaian tujuan jangka pendek tetapi capaian jangka panjang yang kadang-kadang tidak dipungkiri sulit untuk dilaksanakan. Hanya saja jika visi baru tersebut sangat menarik dan masih memungkinkan untuk dilaksanakan meski harus bekerja keras, diyakini bahwa karyawan mau terlibat dalam perubahan. Prasyarat lainnya adalah pimpinan perubahan harus memiliki keyakinan diri dan antusiasme yang tinggi terhadap visi baru tersebut agar visi baru dapat menginspirasi karyawan dan tidak bisa dijadikan guidance untuk melakukan perubahan. Proses penyusunan visi baru perlu melibatkan karyawan sehingga mereka merasa memiliki dan menjadi bagian dari visi tersebut sehingga dengan suka rela mereka akan mendedikasikan dirinya untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan visi baru yang mereka sepakati.

3. Institusional Perubahan

Berikutnya , pemimpin transformasional harus melembagakan atau menjadikan perubahan sebagai bagian integral dari kehidupan organisasi. Hal ini bisa diartikan bahwa kesadaran karyawan akan perlunya perubahan harus terinternalisasi ke dalam diri masing-masing karyawan dan tersistem ke dalam kehidupan organisasi. Terciptanya budaya baru merupakan indikator keberhasilan perubahan transformasional. Organisasi melakukan perubahan transformasional maka sebagian besar orang yang berada di dalam organisasi harus merubah perilaku mereka. Perubahan perilaku karyawan merupakan tahapan awal dari sebuah proses panjang terbentuknya budaya baru.

            Untuk mencapai kepemimpinan transformasional, ada empat langkah yang harus dilakukan para manajer perusahaan, yaitu: Menciptakan visi masa depan yang menginspirasi, Memotivasi orang untuk menerima dan menyampaikan visi, Mengelola penyampaian visi secara tepat, Membangun hubungan yang semakin kuat dan berbasis kepercayaan dengan orang-orang yang dipimpin di dalam organisasi.

A.    Karakteristik Pemimpin Tranformasional

Seorang Pemimpin berkewajiban juga untuk melakukan kegiatan pengendalian, agar dalam usahanya memengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anggota organisasi, selalu terarah pada tujuan organisasi. Adapun karakteristik kepemimpinan transformasional menurut Avolio dkk (Stone et al, 2004) adalah sebagai berikut:

- Idealized influence (or charismatic influence) Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya.

- Inspirational motivation Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya.

- Intellectual stimulation Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif.

- Individualized consideration Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan.

Beberapa ciri khas pemimpin transformasional membedakan mereka dari gaya kepemimpinan lainnya. Seorang pemimpin transformasional adalah seseorang yang: 1) Mendorong motivasi dan perkembangan positif pengikut, 2) Menumbuhkan lingkungan kerja yang etis dengan nilai, prioritas, dan standar yang jelas. 3) Mencontohkan standar moral dalam organisasi dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. 4) Membangun budaya perusahaan untuk bekerja demi kebaikan bersama alih-alih mementingkan diri sendiri. 5) Menekankan pada keaslian, kerja sama, dan komunikasi terbuka. 6) Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada bawahan. 7) Memberi anggota peluang untuk untuk membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab. 8) Mereka (para pemimpin transformasional) dengan jelas memandang diri mereka sendiri sebagai agen-agen perubahan (change agents). Mereka berjuang untuk membuat suatu perbedaan dan untuk mentransformasikan organisasi di bawah tanggung jawab mereka. 9) Mereka berani (courageous). Mereka mampu berurusan dengan resistensi (pihak-pihak yang melawan). Mereka mengambil posisi, mengambil risiko, meng-konfrontir realitas. 10)Mereka percaya kepada orang-orang yang dipimpinnya (believe in people). Mereka mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang sudah dikembangkan dengan baik perihal motivasi, menaruh kepercayaan dan pemberdayaan. 11) Mereka didorong oleh seperangkat nilai yang kuat (a strong set of values). Mereka terus belajar (life-long learners). Mereka melihat kesalahan, baik kesalahan mereka sendiri atau kesalahan orang lain, sebagai kesempatan untuk belajar. 12) Mereka dapat mengatasi masalah-masalah yang mengandung kompleksitas (complexity), ketidakpastian (uncertainty) dan kemenduaan (ambiguity). 13) Mereka adalah visioner-visioner (visionaries).

A.    Contoh dari penerapan kepemimpinan transformasional pada organisasi/perusahaan

Kepemimpinan Transformasional Vicko Septhian sebagai pimpinan PT. Wonojoyo Prima Mandiri.

            Ketika peralihan kepemimpinan PT. Wonojoyo Prima Mandiri  jatuh kepada pada Vicko Septhian, satu persatu internal perusahaan mulai dibenahi dengan melakukan perubahan-perubahan. Perubahan yang pertama dilakukan adalah membangun visi misi secara lisan dan tertulis. Perubahan terhadap sejumlah kebijakan contohnya seperti pada divisi sales.. Para sales wajib kembali ke kantor dengan menyerahkan jadwal kunjungan customernya disertai tanda tangan customer. Kemudian perubahan kebijakan untuk efisiensi biaya perusahaan dilakukan Vicko dengan contohnya tunjangan uang makan karyawan dihapuskan namun menggantinya dengan memberikan konsumsi pada karyawan, disamping efisiensi biaya hal ini dapat lebih menambah kebersamaan antara karyawan. Vicko septhian juga melakukan perubahan terhadap kantor, kantor dibenahi sehingga karyawan merasa nyaman. Budaya dan nilai perusahaan benar-benar diterapkan kepada karyawan, dengan dilakukan pengawasan. Kepemimpinan yang dilakukan Vicko lebih bersifat mengayomi kepada karyawan. Sehingga karyawan merasa nyaman, tidak sungkan, dan tidak terlalu formal kepada pimpinan. Lingkungan organisasi yang terjalin menjadi konndusif, karyawan lebih leluasa dalam berbicara. Vicko juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dapat berkembang contohnya dengan memberikan delegasi wewenang khusus kepada supervisor untuk presentasi produk pada klien, dan mengganti tugas pemimpin apabila Vicko berhalngan. Sejumlah perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Vicko telah sejalan dengan teori definisi kepemimpinan transformasional menurut Wibowo (2013,p.301) yang menyatakan bahwa bagaimana pemimpin dapat mengubah tim atau organisasi dengan menciptakan visi dan berusaha mencapai visi terebut. Kemudian pemimpin transformasional adalah tentang memimpin dn mengubah strategi dan budaya organisasi, sehingga mengarahkan perusahaan pada arah yang lebih baik

Penerapan kepemimpinan transformasional yang dilakukan Vicko septhian adalah dengan cara menata perusahaan menjadi lebih baik dengan menciptakan lingkungan organisasi yang kondusif dengan cara membenahi kantor agar lebih nyaman bagi karyawan, menciptakan lingkungan organisasi yang menyenangkan yaitu dimulai dengan membiasakan karyawan saling bertegur sapa yang satu dengan yang lain sehingga karyawan tidak mengalami stress dalam bekerja. Vicko mulai melakukan perubahan-perubahan pada organisasi yaitu mulai membangun visi strategis perusahan secara lisan dan tertulis. Vicko Melakukan sejumlah perubahan kebijakan, baik kebijakan secara keseluruhan untuk karyawan maupun pada divisi tertentu. Kepemimpinan Vicko bersifat lebih mengayomi, kepemimpinan yang mengayomi akan memberikan dampak pada karyawan untuk dapat lebih terbuka kepada Vicko.. Tindakan Vicko telah menunjukan elemen kepemimpinan transformasional mulai dari membangun visi strategis, mengkomukasikan visi, merealisasikan visi. Membangun komitmen terhadap visi. Karakteristik kepemimpinan transformasional Vicko di tunjukan dengan kharisma, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan perhatian individual.

Referensi:

Buku Materi Pokok Manajemen Perubahan EKMA4565 Modul 4

www.jobstreet.co.id

https://konsultanku.co.id/blog/kepemimpinan-transaksional-vs-transformasional-pilih-mana

https://www.kitalulus.com/bisnis/kepemimpinan-transformasional-adalah

https://employers.glints.id/resources/ciri-dan-cara-kerja-kepemimpinan-transformasional/

https://media.neliti.com/media/publications/publications/56599-ID-karakteristik-kepemimpinan-transformasio.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/55793-ID-none.pdf


Komentar

Postingan Populer