Quality Function Deployment ( QFD ) dan The House of Quality

 Quality Function Deployment (QFD)



Menurut saya pada dasarnya Quality Function Deployment (QFD) merupakan sebuah metode perncanaan, pengembangan, dan perbaikan produk secara terstruktur dimana departemen pengembangan tersebut dapat mengetahui secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, serta mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik agar senantiasa memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Dengan begitu, menurut saya QFD dapat berperan sebagai pendukung plaksanaan TQM dan program perbaikan mutu dimana penerapannya sama-sama berkaitan dengan proses produksi/proses pemberian pelayanan, berfokus kepada pelanggan sehingga secara terus menerus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Berdasarkan definisi tersebut , maka kesimpulan saya, QFD merupakan praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD menterjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan oleh perusahaan. QFD memungkinkan perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut dan memperbaiki proses hingga tercapainya efektifitas maksimum.

Menurut Robert (1995) ada tiga manfaat utama yangdapat diperoleh perusahaan bila menggunakan metode QFD, yaitu: Mengurangi biaya, meningkatkan pendapatan, pengurangan waktu produksi. Sedangkan menurut Sullivan (1986), manfaat lain yang dapat diperoleh dari penerapan QFD meliputi: Customer focused, time effeicient, time oriented, documentation oriented.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka saya simpulkan manfaat penerapan QFD yaitu:

§  Pengurangan biaya produksi karena berkurangnya pengulangan pekerjaan atau pembuangan bahan baku karena tidak sesuai dengan harapan pelanggan, pengurangan biaya pembelian bahan baku, biaya overhead, pengurangan upah

§  Terjadi peningkatan penjualan dan daya saing produk serta membuka kemungkinan terjun ke pangsa pasar baru sehingga menaikan profitabilitas

§  Mengurangi proses produksi yang tidak memberikan kontribusi terhadap kepuasan pelanggan\

§  Mendapatkan input dan feedback dari pelanggan mengenai apa yang diharapkan dan dibutuhkannya

§ Penggunaan waktu secara efisein dan pelaksanaan yang tepat sasaran yaitu fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan

§Meningkatkan kerjasama antar tim, kekompakan dan keharmonisan akibat adanya teknik brainstorming dalam pelaksanaannya karena pengambilan keputusan harus melibatkan semua orang.

§  Meningkatkan Keandalan Produk

§   Meningkatkan Kualitas Produk

§  Meningkatkan Kepuasan Konsumen

§  Memperpendek time to market.

§  Mereduksi biaya perancangan.

§  Meningkatkan komunikasi

§  Meningkatkan Produktivitas.

§  Meningkatkan keuntungan perusahaan

 Keunggulan- keunggulan yang dimiliki QFD adalah:

·Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhankonsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhikebutuhan konsumen.

· Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancanganyang dilakukan pada fakta- fakta yang ada, bukan intuisi.

·Selama proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam matriks-matriks sehingga dapat diperiksa ulang serta dimodifikasi dimasa yang akan datang.

·   ·Selain itu juga, QFD dapat menjalankan atau memperlancar crossfunctional communication dalam suatu organisasi atau perusahaan.Sehingga proses komunikasi antar divisi atau fungsi organisasi dapatberjalan dengan lancar

·Memungkinkan proses modifikasi selama tahap perancangan sehingga dapat terus dikaji ulang

    Selain manfaat yang dapat dirasakan, ternyata dalam proses penerapan QFD dapat ditemukan hambatan . Seperti tidak tau atau tidak mau tau kebutuhan dan harapan pelanggan, kegagalan dalam menentukan prioritas, tidak mampu mengelola resiko, kecenderungan hanya berproduksi berdasar desain lama, gagal menemukan kunci persoalan.

Tahapan dalam Metode QFD

    Menurut pandangasaya, metode QFD akan berjalan jika pelaksanaan tahapan metode tersebut dilaksanakan dengan baik. Tahapan utama yang harus diterapkan dalam melaksanakan metode QFD adalah penjaminan kualitas produk dan jasa, penilaian konsumen terhadap produk dan jasa, pembuatan angket kebutuhan konsumen, survei konsumen, penyusunan daftar periksa serta pembuatan matrik House of Quality.

Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangan danpengembangan produk, maka akan dikenal empat jenis tahapan, yaitu masing-masing adalah:

Ø  
Product Planning (House of Quality). yaitu merumuskan hubungan antara customer requirement dengan technical requirement. HOQ lebih dikenal dengan rumah pertama yang menjelaskan tentang customer needs, technical requirment, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assement dan targets. HOQ terdiri dari tujuh bagian utama tersebut.

Ø  Design Deployment/ Part Deployment. yaitu merumuskan hubungan antara technicalrequirement dengan part requirement. Lebih dikenal dengan rumah kedua adalah metrik yang mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang kritikal terhadap pengembangan produk.

Ø  Manufacturing Planning/Process Planning. Proses Planning, yaitu merumuskan hubungan antara part requirementdengan process requirement. Lebih dikenal dengan rumah ketiga yang merupakan matrik untuk mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu perencanaan pengembangan mengetahui proses perencanaan matik HOQ.

Ø  Production Planning. Yaitu merumuskan hubungan antara process requirement dengan production requirement. : Lebih dikenal dengan rumah keempat yang memaparkan tindakan yang perlu diambil didalam perbaikan. Pada fase ini dihasilkan prototype dari peluncuran produk

Secara garis besar, QFD digambarkan sebagai berikut:


                                                             Gambar 1. Proses Pelaksanaan QFD
                                                                Sumber : Akao, Yoji. (1990)

    Menurut analisis saya dari gambar dan penjelasan diatas, proses QFD dimulai dari riset segmentasi pasar untuk mengetahui siapa pelanggan produk dan karakteristik serta kebutuhan pelanggan, kemudian mengevaluasi tingkat persaingan pasar. Hasil dari riset pasar diterjemahkan kedalam desain produk secara teknis yang sesuai atau cocok dengan apa yang dibutuhkan pelanggan. Setelah desain produk dilanjutkan dengan desain proses, yaitu merancang bagaimana proses pembuatan produk sehingga diketahui karakteristik dari setiap bagian atau tahapan proses produksi. Kemudian ditentukan proses operasi atau produksi dan arus proses produksi. Akhirnya disusun rencana produksi dan pelaksanaan produksi yang menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

    Menurt saya, QFD juga dapat menjalankan atau memperlancar cross functional communication dalam suatu organisasi atau perusahaan, sehingga proses komunikasi antar divisi atau fungsi organisasi dapat berjalan dengan lancar. cross functional communication adalah cara yang dilakukan dalam bekerja sama dan saling berkoordinasi antar pelaksanaan, yang setiap tugas terdapat perbedaan dan mampu untuk saling mendukung dan melengkapi untuk memperoleh suatu bentuk nyata dan praktis dari QFD secara tepat dan akuran dalam penggunaan di sekolah. Supaya lebih jelas tentang cross functional communication berikut adalah gambarnya :

Gambar 2. Desain dalam Quality Function Deployment Sumber : Functional Communication (Lou Couhen 2005)
Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang dilakukan pada masing- masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga tahapan tersebut adalah (Lou Cohen, 1995) :

1. Tahap pengumpulan Voice of Customer.

2. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).

3. Tahap analisa dan implementasi.

 

Proses Implementasi:

1. Membentuk tim

Tim proyek dibentuk berdasarkan sifat proyek yang akan ditangani. Untuk proses pengembangan produk lama tim terdiri dari personil pemasaran, rekayasa, kualitas, dan produksi. Sedangkan untuk pengembangan produk baru, tim terdiri dari personil riset dan pengembangan.

2. Menyusun prosedur pemantauan

Tiga hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemantauan :

  Apa yang akan dipantau?

  Bagaimana memantaunya?

  Berapa kali frekuensi pemantauannya?

3. Memilih proyek

Melalui tahap pengumpalan data, analisis dan evaluasi data, penentuan obyek, dan pelaksanaan.

4. Menyelenggarakan pertemuan tim



Untuk menjelaskan misi tim, peran masing-masing personil, dan parameter yang harus dicapai tim.

5. Melatih tim

Tim dilatih untuk memahami cara kerja QFD.

6. Mengembangkan matrix-matrix

Jika tim sudah memahami QFD maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan matrix-matrix QFD. Sebelum memulai untuk menentukan memproduksi suatu barang/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, maka perlu dilakukan riset dengan cara mengidentifikasikan kemauan konsumen dan pengaruh-pengaruh eksternal berupa pesaing yang telah ada sebelumnya dan kemungkinan pesaing yang akan datang. Proses QFD melibatkan satu atau lebih matrix yang disebut “Quality Tables”


Performansinya, teknik tersebut yaitu Analytycal Hierarchy Process (AHP) an Benchmarking, Ketiga praktek Menurut saya, di dalam pelaksanaan QFD , perusahaan membutuhkan suatu teknik sebagai alat bantu untuk memaksimalkan tersebut harus digunakan secara bersama sama. Bagaimana alur kerja ketiga metode tersebut? Berikut akan saya jelaskan:

 QFD digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan harapan pelanggan serta mengadakan evaluasi dan mensinkronkan hubungan antara kebijakan pemasaran dan kepuasan pelanggan. Setelah itu, AHP digunakan sebagai penetapan prioritas terhadap kebutuhan dan harapan pelanggan yang telah dijabarkan dlam QFD seperti harga, pelayanan, penyampaian atau pengiriman, performansi, macam, reliabilitas, penampilan,dsb. Sedangkan Benchmarking digunakan untuk membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kondisi pasarndan kondisi pesaingnya sehingga perusahaan dapat memberikan yang terbaik bagi pelanggan dan tepat sasaran.

House Of Quality (HOQ)

    House of Quality (HOQ) menurut saya merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Proses dalam QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih matriks yang disebut HOQ. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai persyaratan teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing. Benchmarking dilakukan untuk mengetahui posisiposisi relatif produk yang ada di pasaran yang merupakan kompetitor.                   

Sederhananya menurut saya matriks ini menjelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Matriks yang disebut The House Of Quality ini dapat kita lihat pada gambar berikut:
Gambar 3. The House Of Quality 
Sumber : Cohen (1995)

Bagian Customer Needs And Benefits

Bagian ini berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang merupakan input dalam HOQ dan biasanya ditentukan dengan riset pasar secara kualitatif. Cara untuk mengetahui kebutuhan dan harapan pelanggan dapat dilakukan dengan cara: Mengadakan wawancara langsung dengan pelanggan untuk mengetahui keinginan mereka, menyebarkan angket/ kuesioner kepada pelanggan, menerima keluhan dan saran dari pelanggan serta mengadakan pengujian terhadap pelanggan potensial.

 

   Bagian Planning Matriks

Brisi informasi berupa: Data pasar secara kualitatif yang menunjukan tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan konsumen, data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk yang dibandingkan, dan tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan.

 

  Bagian Technical response

Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau jasa baru yang akan dikembangkan. Data persyaratan teknis ini diturunkan berdasarkan “suara konsumen” yang telah diperoleh pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis ditentukan satuan pengukuran, dan target yang harus dicapai. Pengukuran terdiri dari 3, yaitu: Semakin besar semakin baik (target maksimal tidak terbatas), Semakin kecil semakin baik (target maksimal adalah nol) dan Target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut.


Bagian Relationship

Berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan “suara konsumen” (bagian A) yang mempengaruhinya. Atau seherhananya berisi pertimbangan tim tentang hubungan yang kuat atau lemah antara kebutuhan dan harapan pelanggan dengan tanggapan teknis. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau angka tertentu, kemungkinan korelasinya antara lain:

     Strongly linked = Diberi nilai 9 (perubahan yang relative kecil pada persyaratan teknis, akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan)

 o Moderate linked = Moderate linked diberi nilai 3 (perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan)

Δ Possibly linked = Diberi nilai 1 (perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis akan memberi sedikit perubahan pada kepuasan pelanggan)

-   Not linked (Blank) = = Diberi nilai 0 (perubahan pada persyaratan teknis, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan)

Bagian Technical Correlations

Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan teknis yang lain yang terdapat pada bagian C. Atau sederhananya berisi mengenai hubungan teknis, berisi penilaian-penilaian mengenai penerapan antar hubungan elemen-elemen dalam tanggapan teknis dari tim pengembangan. Korelasi antar persyaratan teknis tergantung pada pengukuran dari setiap persyaratan teknis, ada dua kemungkinan:

Ø  Positive Impact (Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan pengaruh positif terhadap pengukuran persyaratan teknis 2)

Ø  x Negative Impact (Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan pengaruh negatif yang sedang terhadap pengukuran persyaratan teknis 2)

 

Bagian Technical Matrix

Berisikan tiga macam jenis data, yaitu: Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis, technical benchmarking dari produk yang dibandingkan dan target kinerja persyaratan teknis dari produk yang dikembangkan

Maka kesimpulan saya mengenai QFD dan The House Of Quality adalah:

QFD dengan the house of quality digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Dari sini maka dapat disusun proses produksi untuk menghasilkan produk/ jasa sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Setelah itu, dari hasil survey terhadap pesaing dengan menggunakan metode tersebut, maka dapat diketahui proses bisnis perusahaan mana yang jauh lebih baik dari perusahaan kita. Praktek bisnis perusahaan yang terbaik ini yang merupakan dasar penyusunan perencanaan strategic perusahaan untuk memenuhi harapan pelanggan.

 Daftar Pustaka

Andrian Ian Accu. Quality Function Deployment (QFD). Universitas Mercu Buana https://www.academia.edu/7343586/Quality_Function_Deployment_QF

Akao, Yoji. (1990). QFD Integrating costumer requiremens into product design. USA: Productivity Press

Cohen, Lou. (1995). Quality function deployment : How to make QFD work of you. New York: Wesley Publishing Company.

Yohan Gunawan Henuk, Christian Hanni Santoso, Monika Kristanti Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia. PERENCANAAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA HOTEL EVERBRIGHT SURABAYA. https://media.neliti.com/media/publications/81456-ID- perencanaan-quality-function-deployment.pdf


Komentar

Postingan Populer