HR Metrics

 


Sumber daya manusia merupakan faktor kunci dari keberhasilan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang dewasa ini semakin agresif. Karena sumber daya manusia memegang peranan terpenting atas kendali dari seluruh aktivitas bisnis peruahaan. SDM lah yang melakukan proses transformasi input-output dengan baik. Kualitas SDM yang optimal berbending lurus dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, seluruh perusahaan berupaya mendapatkan SDM yang memiliki kompetensi, kualitas, kapabilitas agar mampu membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Bagaimana perusahaan mengelola dan mengembangkan SDM-nya  melalui praktik manajemen sumber daya manusia merupakan kunci sukses keberhasilan perusahaan. Pengelolaan SDM merupakan salah satu aktivitas yang kritikal dalam rangka capaian sasaran perusahaan. Perkembangan aktivitas pengelolaan SDM  semakin bergerak kearah transformasi strategis. Departemen SDM saat ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengambil keputusan.

Salah satu implikasi yang penting adalah mengenai indikator keberhasilan pengelolaan SDM itu sendiri (HR Metrics). Sama halnya dengan Departemen Pemasaran atau Produksi, Departemen SDM dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan SDM. Dengan kata lain, Departemen SDM harus mampu menunjukkan cost and benefit dari berbagai aktivitas pengelolaan SDM yang dilakukan. Agar perusahaan mampu mengelola dan mengendalikan SDM dengan baik, perusahaan harus terlebih dahulu mampu merumuskan ukuran yang akan digunakan untuk menilai efektivitas atau efisiensi keberhasilan pengelolaan SDM. Ukuran/metrics tersebut sangat erat terkait dengan bisnis perusahaan karena mengukur sejauh mana SDM dapat membantu mencapai tujuan strategis perusahaan. Dengan demikian, Departemen SDM juga ikut bertanggung jawab akan pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, tidak lagi sekedar tanggung jawab Departemen Pemasaran atau Penjualan. Begitu banyak jenis metrics yang dapat digunakan oleh perusahaan, namun tidak semua metrics tersebut harus digunakan. Perusahaan atau organisasi hanya perlu menggunakan beberapa metrics yang paling signifikan mempengaruhi dan terkait dengan sasaran bisnisnya.  HR Metric merupakan KPI departemen SDM sebagai proses pengukuran kuantitatif dengan sumber data histori yang dimiliki perusahaan, diukur dengan rumus dan skala yang telah ditentukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi strategi SDM.  HR metrics  yang penting untuk diterapkan terdapat di 4 bidang utama, yaitu recruitment, engagement & retention, employee value & performance, dan training & management. Hal yang perlu diingat ketika hendak menggunakan metrik HR, yaitu, 1) Ada basis analisis yang memadai, 2) Hasil akhir dapat mendukung pengambilan keputusan, 3) Metrik tertentu untuk audiens tertentu, dan 4) Tidak ada outcome yang sama untuk semua industri dan organisasi.

 Berikut HR metric dibidang employee value & performance yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi keberhasilan pengelolaan SDM di suatu organisasi:

 A. Performance & Potential (Kinerja dan Potensi)

Untuk mengukur metrik ini digunakan alat ‘9-Box-Matrix’ atau 9 Box Talent Management. Matriks tersebut mengukur dan memetakan kinerja dan potensi individu dalam 3 level yang berbeda. Ia dapat mengenali karyawan mana yang underperform dan mana yang top talents.

B. Employee Performance (Performa Karyawan)

Metrik ini memberikan wawasan bagi HR dan top manajemen perihal kontribusi dan pencapaian goal di perusahaan, serta sebagai bahan evaluasi bagi tiap karyawan atas kinerja dan performanya dalam periode waktu tertentu. Salah satu metode untuk mengetahui metrik ini adalah dengan self-assessments, 360-degree feedback, manager assessments, atau kombinasi ketiganya.

C. Overtime Hours (Waktu Lembur)

Sebagai alat ukur efektif untuk mengelola bisnis secara strategis, bermanfaat untuk menentukan produktivitas karyawan, serta mengukur employee experience. Pastikan perusahaan Anda memiliki aturan untuk membayar jam lembur karyawan.

D. Absence Rate (Persentase Ketidakhadiran)

Atau biasa disebut absenteeism, mengacu pada persentase ketidakhadiran karyawan yang tak terencana dalam kurun waktu tertentu. Tingginya persentase ini mengindikasikan ketidakpuasan karyawan dan memprediksi terjadinya turnover. Rumusnya: Jumlah hari ketidakhadiran tanpa alasan / Jumlah hari dalam kurun waktu tertentu x 100

Berikutnya, beberapa HR metrics dalam bidang recruitment:

A.    Time To Hire

Dengan menggunakan metric ini, kita dapat mengukur efektifitas waktu yang dibutuhkan untuk merekrut karyawan baru mulai dari awal proses rekrutmen hingga hired. Cara yang baik untuk mengukur efisiensi rekrutmen adalah dengan melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merekrut seorang kandidat. Metrik ini dapat membantu memahami seberapa baik tim dalam mengeksekusi serta mengidentifikasi kandidat, dan seberapa lama bagi kandidat untuk menerima penawaran hingga hired. Dari metric ini, kita dapat melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merekrut satu karyawan untuk posisi yang tersedia.Sehingga dari data tersebut, kita bisa melakukan analisa data dan melihat tahapan mana yang paling memakan waktu, dan tahapan mana yang paling efisien secara waktu. Rumusnya : Hitung rata rata jumlah hari terhitung dari proses awal rekrutment sampai tanda tangan kontrak

B.     Quality Of Hire

            Untuk mengukur kualitas karyawan yang direkrut biasanya dilihat dari hasil performance review selama setahun bekerja di perusahaan.  Metric ini untuk mengevaluasi berapa banyak karyawan baru yang berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang organisasi, berdasarkan kinerja dan masa kerja mereka di perusahaan tersebut. Selain untuk mengukur seberapa sukses perekrutan baru, Quality of Hire juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan upaya perekrutan perusahaan secara keseluruhan. Seorang rekruter juga perlu melihat dan memperhatikan performance review dari karyawan yang direkrutnya. Hal ini untuk menganalisa Quality of Hire dari kandidat yang direkrutnya. Jika setelah diukur tingkat Quality of Hire dan nilainya rendah, hal ini dapat menjadi indikasi bahwa rekrutmennya berjalan kurang baik, sehingga perlu menyesuaikan kembali proses seleksi Anda. Sebaliknya, jika tingkat Quality of Hire tinggi, artinya Anda telah berhasil merekrut kandidat dengan tepat dan berkompeten. Rumus Quality of Hire : Total Karyawan Yang Di Rekrut dengan High Performance  / Total Karyawan Yang Di Rekrut  x 100

C.    Cost per Hire

Cost per Hire merupakan metrics untuk mengukur biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses rekrutmen, mulai dari proses pemasangan lowongan hingga onboarding. Dengan mengukur Cost per Hire yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses rekrutmen berlangsung, HR dapat melihat seberapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk melakukan rekrutmen masing-masing kandidat. Selain itu dengan mengetahui parameter ini, HR juga dapat menilai dan mengevaluasi ROI dari proses rekrutmen yang telah dilakukan

            Menurut saya, HR metric membantu HR Department dalam menentukan tingkat efisiensi dari fungsi-fungsi pengelolaan SDM di perusahaan. HR Metrics di dalam perusahaan, dapat memungkinkan perusahaan untuk mendapat dan mengukur tingkat kepuasan dan juga keterlibatan karyawan di dalam perusahaan. Dengan begitu, perusahaan atau eksekutif bisa melakukan peningkatan strategi yang dibutuhkan terhadap perusahaan maupun sumber daya manusia yang mereka miliki saat ini.

 

Referensi:

Buku Materi Pokok Audit SDM EKMA4476 Modul 4

https://www.kalibrr.com/blog/2022/01/21-hr-metrics-esensial-yang-wajib-dipahami-hr-profesional-beserta-cara-menghitungnya

https://manajemensdm.net/5-hr-metric-penting-ukur-kinerja-recruitment/

Komentar

Postingan Populer