Etika Bisnis Pada Perusahaan
Organisasi sebagai suatu entitas bisnis beroperasi di lingkungan yang berisi banyak komponen, seperti konsumen, pemasok, pesaing, teknologi, masyarakat, regulas, hingga pemerintah. Dalam pola kegiatannya, terciptalah interaksi antara organisasi dan lingkungannya. Lingkungan organisasi tersebut selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini menjadi suatu ancaman serta tantangan tersendiri bagi kelangsungan hidup organisasi. Organsasi yang dapat bertahan hidup dan memenangkan persaingan ialah organisasi yang mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan lingkungannya. Selain itu, karena organisasi merupakan bagian dari lingkungannya, maka disamping mencapai tujuan organisasi sendiri, organisasi juga harus memberikan kontribusi dan kehidupan lebih baik kepada lingkungannya. Tidak hanya mencari keuntungan semata, keberadaan organisasi dituntuk untuk mempunyai tanggung jawab sosial, berperilaku etis dengan memperhatikan norma dan peraturan yang ada dalam masyarakat untuk mencapai pertumbuhan yang sustainable. Etika bisnis merupakan salah satu isu yang penting dalam dunia bisnis yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan.
Etika bisnis merupakan
wujud perilaku dari aturan dasar dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Bagaimana aturan moral digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk
menjaga hak dan kewajiban semua pihak yang terkait. Hubungan antara organisasi
dengan pihak eksternal dan internal menghasilkan standar perilaku tertentu yang
dianggap etis, dan tidak etis. Perilaku organisasi dikatakan etis apabila
sesuai dengan aturan dasar dan norma sosial yang berlaku di masyarakat, dan
dikatakan tidak etis apabila tidak sesuai dengan aturan dasar dan norma sosial
yang berlaku di masyarakat. Etika bisnis adalah seperangkat aturan moral yang
digunakan untuk mengatur dan menjalankan sebuah bisnis. Peran dari etika bisnis
pada sebuah perusahaan adalah untuk membentuk perilaku karyawan dan pimpinan
agar hubungan antara karyawan, perusahaan, dan berbagai pihak internal dan
eksternal lain tetap sehat serta mencegah terjadinya perselisihan atau
tindakan-tindakan yang menyimpang dan berpotensi merugikan bisnis itu sendiri.
Dengan menerapkan etika bisnis, tujuan-tujuan bisnis dapat berjalan dengan baik
dan diterima oleh organisasi, pekerja, termasuk juga masyarakat sekitar.
Etika bisnis dapat diterapkan pada suatu perusahaan atau organisasi dalam tiga wilayah hubungan. Berikut saya paparkan penerapan etika bisnis di masing-masing wilayah beserta contohnya:
A. Hubungan Organisasai Dengan Karyawannya
Karyawan merupakan aset organisasi yang paling berharga. Kontribusi mereka sangat besar terhadap produktifitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan. Untuk menciptakan iklim kerja yang positif serta hubungan yang harmonis dengan karyawan, organisasi harus bersikap etis kepada karyawannya dalam kebijakan dan keputusan kerja yang diterapkan. Organisasi juga harus adil dalam menjaga hak dan kewajiban karyawan. Isi yang relevan terjadi pada wilayah ini seperti perekrutan, penggajian, pemberhentian kerja, kebebasan pribadi dan kondisi kerja, Contoh etika bisnis organisasi terhadap karyawannya ialah tidak memperkerjakan karyawan dibawah umur, melaksanakan praktik kerja sesuai dengan UU Ketenagakerjaan yang berlaku, memberikan kompensasi yang adil, dan tidak mengeksploitasi tenaga kerja dengan jam kerja yang tinggi.
B. Hubungan Karyawan Dengan Organisasi
Tidak hanya organisasi, karyawan diharapkan berperilaku etis dengan bersikap jujur dan loyal terhadap organisasi sebagai bentuk penghormatan terhadap hubungan kerja yang professional dan penuh dengan intergritas serta tanggung jawab. Isu etika bisnis karyawan pada wilayah ini ialah konflik kepentingan, kerahasiaan organisasi, kejujuran. Contoh etika bisnis karyawan terhadap organisasinya ialah mengerjakan jobdesk dengan jujur dan tepat waktu, tidak menyalahgunakan wewenang/otoritas untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan organisasi, tidak menciptakan konflik sosial antar karyawan yang dapat mengganggu stabilitas iklim kerja.
C. Hubungan Organisasi Dengan Pihak Luar
Organisasi juga dituntut untuk berperilaku etis terhadap lingkungan eskternal yang terdiri atas stakeholder (komsumen, pemerintah, pemasok, kreditur), lingkungan, maupun kemakmuran masyarakat pada umumnya. Menurut saya, organisasi sebagai suatu badan usaha, dimana segala kebijakan dan keputusan yang diambil mampu memberikan dampak, baik dampak positif atau negatif kepada pihak luar. Sehingga perilaku serta tindakan organisasi harus harus didasari etika, yakni memikirkan kepentingan dan hak pihak luar. Etika bisnis organisasi terhadap pihak luar akan menjadi cerminan citra/ image perusahaan yang ingin ditampilkan. Organisasi harus memberikan manfaat kepada lingkungannya. Etika bisnis yang tetap dijaga oleh organisasi akan mampu menjamin keberlangsungan hidup, kemajuan, dan perkembangan berlanjutan dari bisnis yang dijalankannya. Contoh etika bisnis perusahaan terhadap lingkungan luar ialah tidak melakukan eksploitas sumber daya alam secara besar-besaran dan tidak bertanggung jawab, memberikan sumbangan terhadap organisasi nonprofit, menjalankan program CSR, jujur terhadap produk yang dijual, menjaga kualitas produk, menjalin kerja sama yang sehat dengan supplier, melaporkan pembayaran tagihan pajak secara jujur dan transparan, melaporkan hasil kerja evaluasi yang sebenarnya pada rapat bersama dengan pemegang saham, mendayagunakan tenaga kerja di lingkungan sekitar.
Referensi:
Buku Materi Pokok Manajemen EKMA4116
Komentar