Etika Dan Etiket Dalam Penelitian Sosial
Etika
berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek
etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku
dalam masyarakat. Etika adalah sebuah sistem norma atau kriteria boleh atau
tidak boleh suatu tindakan dilakukan. fungsi utama etika dalam penelitian
sosial adalah untuk memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat yang
menjadi objek penelitian
Sedangkan
etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun maupun aturan lainnya yang
mengatur tentang hubungan di antara kelompok manusia yang beradab di dalam
pergaulan. Jadi etiket berkaitan dengan cara suatu perbuatan, adat,
kebiasaan, serta cara-cara tertentu yang menjadi panutan bagi sekelompok
masyarakat dalam berbuat sesuatu. Karakteristik etiket:
– Cara manusia
melakukan perbuatan menyangkut cara
– Bersifat relatif (berlaku hada pada lingkungan atau
budaya tertetu)
– Hanya berlaku pada pergaulan selama ada orang lain
– Dan hanya memandang manusia dari sisi lahiriah saja
Etika
1. Etika berlaku kapanpun, baik dalam pergaulan dengan orang lain maupun dalam kehidupan pribadi. Dengan kata lain, etika berlaku bagi siapa saja meskipun tidak ada orang yang menyaksikan. Contoh : larangan untuk mencuri tetap ada walaupun tidak ada yang melihat kita mencuri.
2. Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak. artinya etika memiliki ketentuan atau prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, di mana perbuatan baik mendapatkan pujian, sedangkan perbuatan buruk harus mendapatkan sanksi atau hukuman. Contoh : “Jangan Mencuri” adalah prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
3. Memandang manusia dari segi dalam(batiniah). Contoh : Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegang teguh pada etika tidak mungkin munafik.
4. Etika berkaitan dengan cara dilakukannya suatu perbuatan yang sekaligus memberikan norma dari perbuatan itu sendiri. Contoh : Mengambil barang milik orang lain tanpa izin orang tersebut tidak diperbolehkan.
Etiket
1. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan saja, artinya etiket hanya berlaku ketika ada orang lain yang menyaksikan perbuatan yang kita lakukan, dan ketika tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Contoh : Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal itu tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang melihat sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan.
2. Bersifat relatif. artinya sesuatu yang menurut suatu budaya dianggap sebagai hal yang tidak sopan, akan tetapi belum tentu budaya lain memiliki anggapan yang sama. Bisa saja hal itu dianggap sebagai hal yang wajar atau hal yang sopan. Contoh : seseorang yang memiliki kebiasaan makan tanpa menggunakan sendok maupun garpu alias makan dengan menggunakan tangan, bagi sebagian kalangan dianggap sebagai hal yang wajar dan tidak apa-apa dilakukan. Akan tetapi bagi sebagian kalangan lainnya menganggap hal itu sebagai perbuatan yang tidak sopan.
3. Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja. Contoh : Banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena penampilan dan tutur kata mereka yang baik.
4. Etiket berkaitan dengan tata cara dari suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia. Misalnya : Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan.
Referensi:
Buku Materi Pokok Metode Penelitian
Sosial.ISIP4216.Modul 1. Universitas Terbuka
Materi Inisiasi Modul 1 MPS
Sosiologis.com.2018.Etika Penelitian. https://sosiologis.com/etika-penelitian (diakses
tanggal 18 April 2021 pukul 19.22)
Apdilasyifa.2013.Perbedaan Etika dan Etiket.
(diakses tanggal 18 April 2021 pukul 19.27)
Mayasari.2016. 8 Perbedaan Etika dan Etiket dan
Contohnya. https://guruppkn.com/perbedaan-etika-dan-etiket. (diakses tanggal 18
April 2021 pukul 19.35)
Komentar