Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Optimal Ketersediaan Produk dan Tindakan Manajerial untuk Meningkatkan Keuntungan Berkaitan dengan Tingkat Optimal Ketersediaan Produk

 


    Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis, maka konsumen dapat dengan mudah memilih produk lain (produk substitusi) apabila produk yang diinginkannya tidak terdapat di pasar. Kondisi ini menyebabkan perusahaan harus memperhatikan ketersediaan produk yang optimal sehingga kebutuhan konsumen dapat terpuaskan. Koordinasi antar anggota rantai pasok dapat dilakukan untuk menjaga ketersediaan produk karena tingkat ketersediaan produk mengarahkan pada tingkat kepuasan pelanggan.

    Tingkat ketersediaan produk yang optimal adalah salah satu cara untuk memaksimalkan keuntungan dalam rantai pasokan. Namun tinggi rendahnya tingkat ketersediaan produk yang optimal tergantung pada kepercayaan perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan. Maka dari itu perusahaan menggunakan tingkat ketersediaan produk yang berbeda-beda dan harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk. Tingkat optimal ketersediaan produk perlu mendapat perhatian pihak manajemen. Hal ini berkaitan erat dengan biaya. Apabila terjadi kelebihan produk maka perusahaan harus menanggung biaya penyimpanan yang mahal. Sedangkan apabila terjad kekurangan produk perusahaan juga akan menanggung kerugian karena tidak mampu menanggapi permintaan konsumen dengan cepat. Akibatnya konsumen dapat berpindah ke produsen lainnya.

Dua faktor yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk yaitu:

1. Biaya penimbunan barang (cost of overstocking the product) yaitu kerugian perusahaan dari setiap unit yang tidak terjual di akhir periode penjualan

2. Biaya kekurangan persediaan (cost of understocking the product) yaitu kerugian perusahaan setiap kehilangan penjualan dikarenakan tidak tersedianya persediaan pada periode penjualan

 

            Untuk menentukan tingkat optimal ketersediaan produk, perusahaan perlu menganalisis kedua biaya tersebut yang akan berisiko menimbulkan kerugian. Kedua biaya tersebut diperhitungkan dalam metode cycle service level yang merupakan suatu pengukuran terhadap tingkat ketersediaan produk yang berupa matriks dari jumlah kepuasan permintaan pelanggan terhadap ketersediaan produk. Hal ini diperlukan agar rantai pasokan dapat mencapai keseimbangan antara tingkat ketersediaan produk dengan biaya persediaan sehingga dapat memaksimalkan keuntungan

Cost of overstocking dan cost of understocking ternyata memiliki dampak langsung terhadap cycle service level optimal dan keuntungan.

Cara/tindakan yang dapat dilakukan manajerial untuk mseningkatkan keuntungan berkaitan dengan tingkat optimal ketersediaan produk yaitu:

1.Meningkatkan salvage value (nilai sisa) setiap unit yang meningkatkan keuntungan ( Sama halnya dengan cycle service level optimal). Strategi ini menghendaki perusahaan untuk menjual kelebihan produknya ke toko-toko atau retail yang telah terintegrasi, sehingga unit-unit produk yang tersisa tidak terbuang melainkan dapat menigkatkan penjualan. Implikasinya peningkatan service value dari kelebihan produk tersebut menyebabkan perusahaan dapat menetapkan tingkat optimal ketersediaan produk yang lebih tinggi dan meningkatkan keuntungannya.

2. Menurunkan margin kerugian dari stockout. Strategi ini menghadapi perusahaan untuk mengurangi rasio antara cost overstocking dengan cost underestocking dengan menurunkan margin kerugian dari stockout.

3. Tindakan lain yang dapat meningkatkan keuntungan rantai pasokan adalah mengurangi ketidakpastian permintaan sehingga manajemen rantai pasokan dapat menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan mengurangi overstocking dan understocking

4. Perhitungkan rentangan untuk biaya kehabisan barang. Usaha perusahaan untuk mengatur tingkat ketersediaan produk sering melupakan biaya kehabisan stok. Biaya ini kurang diperhatikan karena seringkali dampaknya tidak dirasakan secara langsung, misalnya hilangnya kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.

5. Pastikan tingkat ketersediaan produk sesuai dengan strategi. Seorang menajer seharusnya menggunakan tingkat ketersediaan produk yang optimal sesuai dengan analisis strategi perusahaan. Pada beberapa kasus, sebuah perusahaan mungkin merasa sesuai untuk menyediakan level ketersediaan produk yang tinggi bagi produk dengan permintaan rendah yang tidak begitu menguntungkan tetapi diperlukan oleh konsumen yang penting bagi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan reputasi perusahaan, sesuai dengan strategi yang dipilihnya.

Referensi:

Guritno, AD, Harsasi, M. Materi Pokok Manajemen Rantai Pasokan;1-9;EKMA4371/3 sks/Cet.2;Ed.2. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020. 407 hal;ISBN:978-602-392-592-6

Banyumasan, Triyanto.2012. Menentukan Tingkat Ketersediaan Produk Optimal. https://manajement.info/2012/05/19/menentukan-tingkat-ketersediaan-produk-optimal/ ( diakses tanggal 17 Mei 2021 pukul 12.11) 

Komentar

Postingan Populer