Metode Total Quality Management, Benchmarking, Reenginering Dalam Persaingan Bisnis Suatu Perusahaan
A.
Total Quality Management (TQM)
Gambar 1.1.Pilar dan Prinsip Total Quality Management
TQM merupakan suatu penerapan metode
kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan
baku maupun pelayanan bagi organisasi,semua proses dalam organisasi pada
tingkatan tertentu dimana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan di masa
mendatang. TQM lebih meruoakan sikap dan perilaku berdasarkan kepeuasan atas
pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya . TQM mengendaki komitmen total
dari manajemen sebagai pemimpin perusahaan dimana komitmen ini harus
disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua departemen dalam
perusahaan. TQM bukan merupakan sebuah sistem/program,taoi budaya yang ahrus
dibangun,dipertahankan,dan ditingkatkan oleh seluruh anggota perusahaan yang
berorientasi pada kualitas dan menjadikan kualitas sebagai way of life.
Mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak
awal dan dilakukan secara erus menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan. Hal tersebut yang melatarbelakangi konsep zero defect. Perusahaan yang
melaksanakan TQM mengenal tiga pantangan, yitu pantangan menerima,memproses dan menyerahkan produk
cacat,karna jika tidak dilakukan filosofi TQM sejak awal,maka perusahaan harus
membayar mahal atas produk atau jasa yang tidak laku karena tidak dapat
memenuhi harapan pelanggan. Untuk dapat menciptakan budaya continuous qyality
improvement,dimana kualitas tidak bisa dicapai secara mendadak,untuk itu
manajemen harus mempercayai para stafnya dan memberi kesempatan,tanggung jawab
untuk memberikan kualitas yang baik bagi pelanggan.
Pendekatan yang lebih baru dalam TQM
adalah total quality human resource management yang mengutamakan pendekatan
yang terdesentralisasi ,sehingga semua pihak termotivasi untuk terlibat aktif
dalam melaksanakan filosofi TQM.
Ada 8 Perisnsip budaya yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan TQM dalam perusahaan,yaitu komunikasi
terbuka,pemberdayaan.pencegahan kesalahan,fokus eksternal,kesesuaian terhadap
kualitas ,perubahan dan perbaikan yang terus-menerus dan
berkesinambungan,hubungan kerja sama,dan penyelesaian masalah hingga ke akar
akarnya.
Elemen penting dalam penerapan TQM,
yaitu kepemimpin dan komitmen ,keterlibatan penuh seluruh karyawan,perencanaan
yang baik,strategi pelaksanaan,pengukuran dan evaluasi,pengendalian dan
perbaikan,mencapai dan mempertahankan standar kesempurnaan,berfokus pada
karyawan dan pelanggan,hubungan dengan pemasok,menggunakan praktek bisnis
terbaik,peatihan yang berorientasi kualitas ,kesalahan nol,perbaikan proses,dan
pengukuran kualitas.
Jika dua buah perusahaan, perusahaan
A dan B, jika perusahaan A tidak melaksanakan filosofi TQM dalam artian
merupakan perusahaan tradisonal, dan perusahaan B melaksanakan filosofi TQM
dengan sangat baik. Maka yang akan memenangkan pangsa pasar ,memenangkan
kompetisi bisnis, dan memiliki nilai perusahaan yang tinggi adalah perusahaan B
. Berikut keunggulan filosofi TQM yang diterapkan perusahaan B:
Ø
Produk/jasa
yang dihasilkan perusahaan B akan lebih diterima oleh masyrakat dan bisa
menjadi produk andalan,karena produk yang dihasilkan selalu memenuhi kepuasan
pelanggan.
Ø Dengan mendapat kepercayaan
konsumen,Perusahaan yang melaksanakan TQM memiliki pangsa pasar yang luas,tidak
mudah dikalahkan oleh competitor bahkan bisa mencipatakn hambatan untuk
industri sejenis memasuki pasar .
Ø Pengelolaan biaya produksi lebih
efisien dan menghasilkan keuntungan yang maksimal karna risiko merugi yang telh
diminimalisir sejak awal proses produksi dengan menjamin mutu produk.
Ø Memiliki ikatan kekeluargaan
serta tim yang kuat dalam lingkungan internal perusahaan karna selalu
mengedepankan kerja tim untuk mencapai satu tujuan yaitu memenuhi kepuasan
pelanggan.
Ø Memiliki sistem komunikasi yang
baik antara pimpinan dan staf antar departemen sebab diperlukan komuikasi yang
efektif.
Ø
Kemampuan
Research and Development yang semakin berkembang dengan baik,menciptakan produk
ekonomis / go green yang mampu berkompetisi seiring dengan evaluasi dan progress perbaikan yang selalu di lakukan
secara terus menerus.
B.
Reengineering
Gambar 1.2. Reengineering Proses Bisnis
Rengineering merupakan perubahan besar yang harus dilakukan
organisasi untuk mengejar ketinggalannya dari pesaingnya. Perubahan besar ini
mutlak perlu manakala pesaing juga melakukan hal tersebut atau memang akan
menyelamatkan kondisi perusahaan yang berada di ambang keruntuhan .
Reengineering meliputi berbagai aspek yang luas dalam kehidupan organisasi .
langkah reengineering ini dapat dilakukan oleh perusahaan yang melaksanakan
TQM. Reengineering merupakan kegiatan untuk melakukan perbaikan dengan
mengadakan perombakan secara total proses bisnis hingga ke akar akarnya.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengejar ketinggalan,sehingga little better every
day tidak dapat dilakukan.
Persamaan antara reengineering dengan TQM, (1) baik
reengineering mauoun TQM keduanya berdasar pada pendapatnyang mengutamakan
dalam kinerja proses bisnis yang penting dalam persaingan. (2) keduanya juga
membutuhkan pimpinan puncak untuk mengelola perubahan organisasi. (3) reengineering
dan TQM juga sama-sama membutuhkan nilai yang terdiri dari orang-orang yang
mampu mengimplementasikan prosedur dan program baru.(4) selalu memperbaiki
hubungan antara pelanggan dan supplier,memberdayakan karyawan,memperbaiki
produk dan proses.
Reengineering
adalah pemikiran secara mendasar dan mendesain kembali secara radikal proses
bisnis perusahaan untuk mengadakan perbaikan penting dan dramatic dan
mengukur performansinya dengan biaya,kualiatas,pelayanan,dan kecepatan
atau ketepatan. Reengineering meliputi aspek teknis seperti
teknologi,standar,prosedur,sistem dan pengendalian,maupun aspek sosial seperti
organisasi,staffing,kebijakan,pekerjaan,jalur karier dan insentif. Reengineering menghendaki individu yang
memahami perancangan bisnis,analisis bisnis,pengembangan organisasi,kepuasan
pelanggan,konsep,teknik dan akat yang banyak dan bervariasi yang harus
dikombinasikan dengan pengertian yang komprehensif fari budaya organisasi dan
bagaimana menerapkan perubahan dalam lingkup strategic jangka panjang.
Untuk melakukan reengineering membutuhkan usaha yang
besar pada satu waktu ,Nampak merupakan usaha keras dan mendetail,dan
melibatkan beberapa departemen atau bagian dalam perusahaan. TQM dan
reengineering bersifat saling melengkapi. Ruang lingkup reengineering lebih
sempit dari TQM.
Perusahaan yang mengadakan Reengineering pada setiap
departemennya tentu akan membawa dampak positif bagi kelangsungan bisnisnya.
Keunggulan penerapan reengineering adalah:
Ø Meningkatkan inovasi atau terobosan baru dalam
produk/lini produk maupun sistem dalam perusahaan itu sendiri yang mendorong
perusahaan berproduksi dan menciptakan
sistem yang baru yang lebih efektif
Ø Menghilangkan biaya yang sebenarnya tidak dibutuhkan
agar terfokus pada peningkatan perbaikan
Ø Menciptakan keunggulan yang kompetitif,dapat
bersaing dengan kompetitor dan dapat meningkatkan kapasti produksi dan
memperluas pasar.
Ø Mengevaluasi hal yang secara teknis dapat mengganggu
produktifitas perusahaan sehingga mmeiliki hubungan yang baik antar anggota
organisasi,pimpinan dan perbaikan akan proses untuk menghasilkan produk yang
lebih baik.
Ø Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan akibat
kurang mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dalam dan diluar
perusahaan
Ø Mampu membangun citra perusahan yang lebih baik
dimata konsumen dan mendapat kepercayaan kembali dari konsumen
Ø Mendapatkan banyak pihak seperti pemasok,supplier
dan imvestor karna kemampuan perusahaan yang dapat berkembang dengan baik.s
C. Banchmarking
Gambar 1.3. Proses Benchmarking
Gambar 1.4. Fungsi Benchmarking
Banchmarking merupakan suatu langkah untuk mengadakan perbaikan
dengan menirru praktek bisnis terbaik di kelasnya. Perusahaan yang membenchmark
dan yang dibenchmark harus saling terbuka. Banchmarking juga merupakan proses
pengukuran yang berkesinambungan tentang produk,pelayanan dan praktek terhadap
kompetitor atau bisnis lain yang terkuat. Perusahaan yang akan mengadakan
bancmarking tidak harus mencari perusahaan lain yang sama. Benchmarking
merupakan suatu hal yang direncanakan dengan baik,sistematis,berkesinambungan
dan memerlukan tingkat kesadaran yang tinggi dari semua pihak,mempunyai tujuan
yang jelas,dan mempunyai mekanisme untuk mengukur kinerja dan perubahan
implementasi dalam perushaan. Karena perencanaan yang buruk,tidak ada dukungan
dari pimpinan atau anggota perusahaan.
Oleh karena itu dalam melaksanakan
benchmarking pimpinan beserta seluruh anggota perusahaan harus terlebih dahulu
mempunyai tekad untuk mengadakan perubahan. Tujuan benchmarking sendiri adalah
mengadakan perbaikan dan perubahan,mempertahankan dan mengadakan peningkatan
jangka panjang dari proses bisnis inti yang menyediakan keunggulan daya saing
yang berkelanjutan.
Menurut Frost dan Fringel(1993) 4
teknik benchmarking:
1. Internal benchmarking : dilakukan dengan
membandingkan kinerja antar divisi atau wilayah pasar yang ada dan dikerjakan
oleh unit-unit intern dalam perusahaan.
2. Competitive benchmarking: dikerjakan dengan
membandingkan kualitas produk /jasa secara langsung atas pesaing sejenis pada
suatu pasar.
3. Functional benchmarking : perbandingan kapabilitas
fungsi-fungsi bisnis atas pesaing tertentu walaupun tidak dalam industri yang
sejenis
4. Generic benchmarking : dilakukan dengan asumsi
proses transformasi dari input ke output adalah sama di semua industri, maka
perbandingan atas pengembangan produk baru misalnya dapat dilakukan pada aspek
genericnya saja,bahkan dapat dilakukan di luar industri yang sejenis.
Keunggulan
Benchmarking:
1.
Menurunkan Biaya Tenaga Kerja
Salah
satu keuntungan dari benchmarking ialah memungkinkan biaya tenaga kerja yang
lebih rendah. Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur kecil dapat
mempelajari bagaimana pesaing atas menggunakan robot untuk beberapa fungsi
dasar produksi. Robot ini dapat membantu pesaing menyimpan sejumlah besar uang
pada biaya tenaga kerja. Manajer perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai
sistem robotika ini melalui website pesaing atau artikel online. Mereka juga
dapat mengidentifikasi perusahaan yang menjual robot pada pesaing. Selanjutnya,
perusahaan dapat menghubungi produsen robot untuk membantu mengatur sistem di
tempat perusahaan.
2.
Meningkatkan Kualitas Produk
Perusahaan
juga dapat menggunakan benchmarking untuk meningkatkan kualitas produk.
Perusahaan dapat membeli produk pesaing terkemuka.Kemudian perusahaan dapat
mempelajari produk tersebut, menganalisa bagaimana produk pesaing “bertahan
lebih lama atau mengungguli produk lain dalam industri”. Perusahaan kemudian
dapat membandingkan berbagai elemen yang terkandung dalam produk kompetitif
untuk lini produk mereka sendiri. Selanjutnya, perbaikan dapat dibuat untuk
kualitas produk.
3.
Meningkatkan Penjualan dan Laba
Sebuah
perusahaan dapat menggunakan benchmarking untuk meningkatkan fungsinya,
operasi, produk dan jasa yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan dan
keuntungan. Pelanggan cenderung melihat perbaikan ini. Perusahaan benchmarking
juga dapat mempromosikan perbaikan melalui brosur perusahaan, tenaga penjualan,
majalah dan iklan televisi. Upaya ini cenderung untuk meningkatkan penjualan,
terutama di kalangan pelanggan inti. Perusahaan yang beroperasi lebih efisien
karena benchmarking secara drastis dapat menurunkan biaya mereka. Hal ini dapat
menyebabkan keuntungan yang lebih besar.
4.
Memperbaiki
proses kritis yang ada dalam bisnis,
5.
Memantapkan
tujuan yang berorientasi pada pelanggan,
6.
Menumbuhkan
antusias staf dengan melihat yang terbaik,
7.
Mengidentifikasi
peluang-peluang baru yang terkadang muncul setelah membandingkan,
8.
Menjadi
lebih berdaya saing,
9.
Memperpendek
siklus perbaikan proses bisnis dengan percepatan pembelajaran
10.
Perubahan Budaya
Benchmarking memungkinkan organisasi untuk mengatur
realistis, perketat target kinerja baru, dan proses ini membantu meyakinkan
masyarakat tentang kredibilitas target ini. Ini membantu orang untuk memahami
bahwa ada organisasi lain yang tahu dan melakukan pekerjaan yang lebih baik
dari organisasi mereka sendiri.
11.
Peningkatan
Kinerja
Benchmarking memungkinkan organisasi untuk menentukan
kesenjangan tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses untuk meningkatkan.
Kesenjangan ini memberikan tujuan dan rencana aksi untuk perbaikan di semua
tingkat organisasi dan mempromosikan peningkatan kinerja bagi peserta individu
dan kelompok.
12.
Sumber
Daya Manusia
Benchmarking menyediakan dasar untuk pelatihan. Karyawan
mulai melihat kesenjangan antara apa yang mereka lakukan dan apa yang terbaik
di kelas lakukan. Menutup kesenjangan poin keluar kebutuhan personil yang akan
dilatih untuk mempelajari teknik pemecahan masalah dan perbaikan proses.Organisasi
yang dijadikan patokan untuk mengadaptasi proses agar sesuai dengan kebutuhan
dan budaya mereka sendiri. Meskipun sejumlah langkah dalam proses dapat
bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Dorothea Wahyu. 2019. Manajemen Kualitas. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Proxsis Universe. 2013. “3
Keuntungan Benchmarking untuk Perusahaan”, https://surabaya.proxsisgroup.com/3-keuntungan-benchmarking-untuk-perusahaan/, diakses pada 1 April 2020 pukul 10.45.
Sarjana-Manajemen. 2017. “Pengertian
dan Studi Kasus Banchmarking”, http://sarjana-manajemen.blogspot.com/2017/06/benchmarking.html, diakses pada 1 April 2020 pukul 10.27.
Universitas Terbuka TV. (2016, November 23). EKMA4265 Manajemen Kualitas - Total Quality Management [Berkas video]. Diakses https://www.youtube.com/watch?v=f9P4856h4Sk
Komentar